Senin, 17 Januari 2011

PAKOEBOEWONO IV DAN KELUARGANYA

Pakubuwana IV



foto : Sinuwun Pakoeboewono IV

Sri Susuhunan Pakubuwana IV (lahir: Surakarta, 1768 – wafat: Surakarta, 1820) adalah raja ketiga Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 17881820. Ia dijuluki sebagai Sunan Bagus, karena naik takhta dalam usia muda dan berwajah tampan.

Awal Pemerintahan

Nama aslinya adalah Raden Mas Subadya, putra Pakubuwana III yang lahir dari permaisuri keturunan sultan Demak. Ia dilahirkan tanggal 2 September 1768 dan naik takhta tanggal 29 September 1788, dalam usia 20 tahun.
Pakubuwana IV adalah raja Surakarta yang penuh cita-cita dan keberanian, berbeda dengan ayahnya yang terkenal lemah dan kurang cakap. Ia tertarik pada paham Kejawen dan mengangkat para tokoh golongan tersebut dalam pemerintahan. Hal ini tentu saja ditentang para pejabat Islam yang sudah mapan di istana.
Para tokoh Kejawen tersebut mendukung Pakubuwana IV untuk bebas dari VOC dan menjadikan Surakarta sebagai negeri paling utama di Jawa, mengalahkan Yogyakarta.

Peristiwa Pakepung

Keadaan Surakarta semakin tegang. Para pejabat yang tersisih berusaha mengajak VOC untuk menghadapi raja. Pakubuwana IV sendiri membenci VOC terutama atas sikap residen Surakarta bernama W.A. Palm yang korup.
Residen Surakarta pengganti Palm yang bernama Andries Hartsinck terbukti mengadakan pertemuan rahasia dengan Pakubuwana IV. VOC mulai cemas dan menduga Hartsinck dimanfaatkan Pakubuwana IV sebagai alat perusak dari dalam.
VOC akhirnya bersekutu dengan Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I untuk menghadapi Pakubuwana IV. Pada bulan November 1790 bersama mereka mengepung Keraton Surakarta. Dari dalam istana sendiri, para pejabat senior yang tersisih ikut menekan Pakubuwana IV agar menyingkirkan para penasihat rohaninya. Peristiwa ini disebut Pakepung.
Pakubuwana IV akhirnya mengaku kalah tanggal 26 November 1790 dengan menyerahkan para penasihatnya yang berpaham Kejawen untuk dibuang VOC.

Sikap terhadap Yogyakarta

Atas prakarsa VOC, maka Pakubuwana IV, Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I bersama menandatangani perjanjian yang menegaskan bahwa kedaulatan Surakarta, Yogyakarta, dan Mangkunegaran adalah setara dan mereka dilarang untuk saling menaklukkan.
Meskipun demikian, Pakubuwana IV tetap saja menyimpan ambisi untuk mengembalikan Mataram-Yogyakarta ke dalam pangkuan Surakarta. Sejak tahun 1800 tidak ada lagi VOC karena dibubarkan pemerintah negeri Belanda. Sebagai gantinya, dibentuk pemerintahan Hindia Belanda yang juga dipimpin seorang gubernur jenderal.
Herman Daendels gubernur jenderal Hindia Belanda sejak 1808 menerapkan aturan yang semakin merendahkan kedaulatan istana. Dalam hal ini Pakubuwana IV seolah-olah menerima kebijakan itu karena ia berharap Belanda mau membantunya merebut Yogyakarta.
Pakubuwana IV juga pandai bersandiwara di hadapan Thomas Raffles, wakil pemerintah Inggris yang telah menggeser pemerintahan Hindia Belanda tahun 1811. Sementara itu Hamengkubuwana II (pengganti Hamengkubuwana I terkesan kurang ramah terhadap bangsa asing.
Pakubuwana IV memanfaatkan kesempatan itu. Ia saling berkirim surat dengan Hamengkubuwana II yang berisi hasutan supaya Yogyakarta segera memberontak terhadap penjajahan Inggris. Harapannya, Yogyakarta akan hancur di tangan Inggris.
Pihak Inggris lebih dulu mengambil tindakan. Pada bulan Juni 1812 istana Yogyakarta berhasil diduduki dengan bantuan Mangkunegara II. Hamengkubuwana II sendiri ditangkap dan dibuang ke Penang.

Persekutuan dengan Orang-Orang Sepoy

Surat-menyurat antara Pakubuwana IV dan Hamengkubuwana II terbongkar. Pihak Inggris tidak menurunkan Pakubuwana IV dari takhta tapi merebut beberapa wilayah Surakarta.
Pakubuwana IV belum juga jera. Pada tahun 1814 ia bersekutu dengan kaum Sepoy dari India, yaitu tentara yang dibawa Inggris untuk bertugas di Jawa. Tentara Sepoy ini diajak Pakubuwana IV untuk memberontak terhadap Inggris, serta menaklukkan Yogyakarta yang saat itu dipimpin Hamengkubuwana III.
Persekutuan ini kandas tahun 1815. Sebanyak 70 orang Sepoy yang terlibat pemberontakan diadili pihak Inggris. Sejumlah 17 orang di antaranya dihukum mati, sedangkan sisanya dipulangkan ke India sebagai tawanan. Thomas Raffles juga membuang seorang pangeran Surakarta yang dianggap sebagai penghasut Pakubuwana IV.

Akhir Pemerintahan

Pakubuwana IV masih menjadi raja Surakarta tanpa diturunkan Inggris. Sebaliknya, ia mengalami pergantian pemerintah penjajah, dari Inggris kembali kepada Belanda tahun 1816.
Pakubuwana IV meninggal dunia tanggal 2 Oktober 1820. Ia digantikan putranya yang bergelar Pakubuwana V.
Selain dikenal sebagai ahli politik yang cerdik, Pakubuwana IV juga terkenal dalam bidang sastra, khususnya yang bersifat rohani. Ia diyakini mengarang naskah Serat Wulangreh yang berisi ajaran-ajaran luhur untuk memperbaiki moral kaum bangsawan Jawa.
Pujangga besar Ranggawarsita mengaku semasa muda ia pernah belajar beberapa ilmu kesaktian kepada Pakubuwana IV. Ranggawarsita sendiri merupakan cucu angkat Pangeran Buminoto, adik Pakubuwana IV.


SAMPEYANDALEM HINGKANG SINUHUN KANGDJENG SUSUHUNAN PAKOEBOEWANA SENAPATI ING NGALAGA ABDULRACHMAN SAYIDIN PANATA GAMA KALIFATULAH HINGKANG KAPING IV  DI NAGARA KARATON KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT

Beliau sering disebut Sunan Bagus.
Putra dari Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III, putra nomer 17, dilahirkan dari Istri Permaisuri yang bernama G.K.R.Kencana (Rr.Beruk), yang bernama kecil B.R.M.G.Subadyo.

Alur Silsilah Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV dari Ibunda Beliau yang bernama G.K.R.Kencana (Rr.Beruk), adalah :
1.      Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Demak I Syah Alam Akbar, berputra :
2.      Pangeran Pamekas dimakamkan di Gugur, berputra :
3.      Panembahan Tejowulan di Jogorogo, berputra :
4.      Kyai Ageng Ampuan, Pangeran Tejokusumo, berputra :
5.      Kyai Ageng Karanglo, berputra :
6.      Kyai Ageng Cucuk Telon, berputra :
7.      Kyai Ageng Rogas, berputra :
8.      Kyai Ageng Cucuk Singawangsa, berputra :
9.      Demang Bauwasesa di Bero, berputra :
10.  Kyai Ageng Sutojoyo di Manjut, berputra :
11.  Ki Sutojoyo, berputra :
12.  Ki Jogosworo, R.T. Wirorejo, berputra :
13.  G.K.R. Kencana, Istri Permaisuri Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III, berputra :
14.  Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV, bernama kecil B.R.M.G.Subadyo.

Dalam Kidung Kinanthi

Pantes tinulat tiniru
Laladane mrih utami
Utama kembange mulya
Kamulyaning jiwa diri
Ora ta yen ngeplegana
Lir leluhur nguni-uni

Ananging ta kudu-kudu
Sakadarira pribadi
Haywa tinggal tetuladan
Lamun tan mangkono kaki
Yekti tuna ing tumitah
Poma kaistokna kaki

Catatan

Selain Pakubuwana V, ada dua lagi putra Pakubuwana IV yang menjadi raja Surakarta, yaitu Pakubuwana VII dan Pakubuwana VIII.

Kepustakaan

·       Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
·       M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
·       Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu


Situs ini sudah dipersiapkan oleh penulis sejak tahun 2004, hanya baru diterbitkan pada tahun 2011 ini.

Untuk pendataan kembali anak keturunan Sinuwun Pakoeboewono  dapat menghubungi alamat e-mail: rm.soegiyo@yahoo.com.
atau di alamat Sekretariat Sentonodalem Sinuwun Pakoeboewono 
(apabila anda mengiklankan di blog atau web kami mohon  hubungi  di alamat e-mail kami (rm.soegiyo@yahoo.com) atau nomer handphone kami),ukuran iklan berapapun dan posisi penempatan dari iklan kami menyediakan




Pakubuwana IV


photo: Sinuwun Pakoeboewono IV


Sri Susuhunan Pakubuwana IV (born: Surakarta, 1768 - died: Surakarta, 1820) was the third

king who reigned in Surakarta Kasunanan 1788 to 1820. He dubbed the Sunan Good, because it

took the throne in young and handsome.


Early Government

Its original name was Raden Mas Subadya, son Pakubuwana III empress offspring born to the

Sultan of Demak. He was born on 2 September 1768 and ascended the throne on 29 September

1788, at the age of 20 years.

Pakubuwana IV King of Surakarta is full of ideals and courage, in contrast with the famous

father weak and less capable. He is interested in understanding Javanist and raised the

faction leaders in government. This is of course opposed the established Islamic officials

in the palace.

The figures are supported Pakubuwana Javanist IV to be free of VOC and make Surakarta as the

most important country in Java, Yogyakarta beat.
Events Pakepung

Surakarta increasingly tense situation. The officials who are marginalized trying to

persuade the VOC to confront the king. Pakubuwana IV himself hates VOC mainly on the

attitude of the resident of Surakarta named WA Palm is corrupt.

Resident of Surakarta Palm replacement named Andries Hartsinck proven to hold secret

meetings with Pakubuwana IV. East India Company began to worry and suspect Hartsinck

Pakubuwana IV utilized as a tool of destruction from within.

VOC eventually allied with Mangkunegara Hamengkubuwana I and I to deal with Pakubuwana IV.

In the month of November 1790 together they laid siege to the palace of Surakarta. From

inside the palace itself, the outcast senior officials involved pressing Pakubuwana IV for

removing his spiritual advisers. This event is called Pakepung.

Pakubuwana IV finally admitted defeat on 26 November 1790 by submitting his advisers are

sensible Javanist for disposal VOC.
Attitudes towards Yogyakarta

On the initiative of the VOC, then Pakubuwana IV, Hamengkubuwana I and Mangkunegara I

together signed an agreement confirming that the sovereignty of Surakarta, Yogyakarta, and

Mangkunegaran are equal and they were forbidden to conquer each other.

Nevertheless, Pakubuwana IV still save the ambition to restore Mataram Yogyakarta into a

lap-Surakarta. Since the year 1800 there was no VOC because the government disbanded the

Netherlands. Instead, the government established the Dutch East Indies who also led a

governor-general.

Herman Daendels governor general of Dutch East Indies since 1808 apply the rules that are

increasingly degrading sovereignty palace. In this case Pakubuwana IV as if to receive the

policy because he hoped the Dutch would help him seize Yogyakarta.

Pakubuwana IV also clever play-act in the presence of Thomas Raffles, the British government

representative who has shifted the Dutch East Indies government in 1811. Meanwhile

Hamengkubuwana II (replacement Hamengkubuwana I seem less friendly to foreign nations.

Pakubuwana IV took the opportunity. He exchanged letters with Hamengkubuwana II which

contains incitement to Yogyakarta immediately revolted against British rule. The hope,

Yogyakarta will be destroyed at the hands of England.

The British were first to take action. In June 1812 occupied the palace of Yogyakarta

managed with the help of Mangkunegara II. Hamengkubuwana II himself was arrested and exiled

to Penang.
Fellowship with the Sepoy People

Correspondence between Pakubuwana IV and Hamengkubuwana II uncovered. The British did not

lose Pakubuwana IV from the throne but won several regions of Surakarta.

Pakubuwana IV has not been too wary. In 1814 he allied with the Sepoy of India, which

brought British soldiers to serve in Java. Sepoy Army was invited Pakubuwana IV to rebel

against England, and conquered Yogyakarta then led Hamengkubuwana III.

This alliance foundered in 1815. A total of 70 people Sepoy mutiny trial involved the

British. Some 17 people of whom were executed, while the rest returned to India as

prisoners. Thomas Raffles also throw a prince who is considered as the instigator of

Surakarta Pakubuwana IV.
Government Final

Pakubuwana IV is still the king of Surakarta without derived England. Instead, she suffered

a change of colonial government, from England back to the Netherlands in 1816.

Pakubuwana IV died on October 2, 1820. He replaced his son who holds Pakubuwana V.

Besides known as a shrewd political expert, Pakubuwana IV is also famous in literature,

especially of spiritual. He is believed to compose texts that contain fiber Wulangreh

sublime teachings to improve the moral nobility of Java.

Great poet Ranggawarsita admitted as a youth he had studied some science magic to Pakubuwana

IV. Ranggawarsita itself an adoptive grandson Prince Buminoto, brother Pakubuwana IV.


SAMPEYANDALEM HINGKANG SINUHUN KANGDJENG Susuhunan PAKOEBOEWANA Senapati ING NGALAGA Abdul

Rachman Sayidin PANATA GAMA KALIFATULAH HINGKANG Kaping IV IN Nagara Kasunanan Surakarta

Sultanate Palace


He is often called Sunan Good.

Son of Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III, son number 17, was born of Consort

wife named GKRKencana (Rr.Beruk), called small BRMGSubadyo.


Chronology Genealogy Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV of the mother He named

GKRKencana (Rr.Beruk), are:

1. Hingkang Sinuhun Kanjeng first Sultan of Demak Akbar Shah Alam, berputra:

2. Prince Pamekas buried in Autumn, berputra:

3. Panembahan Tejowulan in Jogorogo, berputra:

4. Kyai Ageng Ampuan, Prince Tejokusumo, berputra:

5. Kyai Ageng Karanglo, berputra:

6. Kyai Ageng Cucuk Telon, berputra:

7. Kyai Ageng Rogas, berputra:

8. Kyai Ageng Cucuk Singawangsa, berputra:

9. Demat Bauwasesa in Bero, berputra:

10. Kyai Ageng Sutojoyo in Manjut, berputra:

11. Ki Sutojoyo, berputra:

12. Ki Jogosworo, R.T. Wirorejo, berputra:

13. G.K.R. Kencana, Wife Consort Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III, berputra:

14. Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV, named small BRMGSubadyo.


In the Song of Kinanthi


Pantes tinulat tiniru

Laladane mrih Utami

Kembange Mulya Utama

Kamulyaning self soul

Ora ta yen ngeplegana

Lir ancestors nguni-uni


Ananging ta kudu-kudu

Personal Sakadarira

Haywa live tetuladan

Seagrass tan legs mangkono

Ing tuna Yekti tumitah

Poma kaistokna foot
Notes

Besides Pakubuwana V, there are two more sons Pakubuwana IV who became king of Surakarta,

namely Pakubuwana Pakubuwana VII and VIII.
Literature

· Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, What Happened? Semarang: Aneka Science

· M.C. Ricklefs. 1991. History of Modern Indonesia (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

· Purwadi. 2007. History of the Kings of Java. Yogyakarta: Media Studies



This site has been prepared by the author since 2004, only just published this in 2011.

In addition, readers can see and read on www.poerbodiningrat.blogspot.com and also on

This site has been prepared by the author since 2004, only just published this in 2011.

In addition, readers can see and read on

RM.Koesen and also on;

Suara Para Pangeran;

DE SOESOEHOENAN PAKOE BOEWONO IX ;

PAGUYUBAN PAKOE BOEWONO ;

TRAH DAN SANTANADALEM PAKOE BOEWONO SOERAKARTA
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono I en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono II en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono III en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono IV en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono V en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VI en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VII en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VIII en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono IX en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono X en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono XI en Familie
;as well as on;

KELUARGA PAKOE BOEWONO.
For the data back Sinuwun Pakoeboewono decendants can contact e-mail address: rm.soegiyo @

yahoo.com.

or at the Secretariat address Sentonodalem Sinuwun Pakoeboewono
(If you advertise on our blog or website please contact the e-mail us (rm.soegiyo@yahoo.com) or our phone number),any size of ad size and placement of advertising the position we are providing.



Pakubuwana IV


Foto: Sinuwun Pakoeboewono IV


Sri Soesoehoenan Pakubuwana IV (geboren: Surakarta, 1768 - overleden: Surakarta, 1820) was

de derde koning, die in Surakarta Kasunanan 1788 regeerde tot 1820. Hij noemde de Soenan is

goed, omdat zij de troon besteeg in jong en knap.


Vroege regering

De oorspronkelijke naam was Raden Mas Subadya, zoon Pakubuwana III keizerin nakomelingen

geboren om de Sultan van Demak. Hij werd geboren op 2 september 1768 en op de troon op 29

september 1788, op de leeftijd van 20 jaar.

Pakubuwana IV koning van Surakarta is vol van idealen en moed, in tegenstelling tot de

beroemde vader zwak en minder in staat. Hij is geïnteresseerd in het begrijpen van Javanist

en de krijgsheren in de regering gesteld. Dit is natuurlijk de gevestigde islamitische

ambtenaren tegen in het paleis.

De cijfers worden ondersteund Pakubuwana Javanist IV vrij te zijn van VOC en het maken van

Surakarta als het belangrijkste land in Java, Yogyakarta te verslaan.
Evenementen Pakepung

Surakarta steeds gespannen situatie. De ambtenaren die zijn gemarginaliseerd proberen om de

VOC te overtuigen om de koning te confronteren. Pakubuwana IV zelf een hekel aan VOC vooral

op de houding van de inwoner van Surakarta genaamd WA Palm is beschadigd.

Inwoner van Surakarta Palm vervangende genaamd Andries Hartsinck bewezen geheime

bijeenkomsten met Pakubuwana IV vast te houden. Oost-Indische Compagnie begon zich zorgen te

maken en Hartsinck Pakubuwana IV gebruikt als een instrument van vernietiging van binnen

verdachte.

VOC uiteindelijk een alliantie met Mangkunegara Hamengkubuwana ik en ik om te gaan met

Pakubuwana IV. In de maand november 1790 samen vormen ze belegerden naar het paleis van

Surakarta. Van binnen het paleis zelf, de outcast hoge ambtenaren betrokken te drukken

Pakubuwana IV voor het verwijderen van zijn geestelijke adviseurs. Dit evenement heet

Pakepung.

Pakubuwana IV eindelijk toegegeven nederlaag op 26 november 1790 door het indienen van zijn

adviseurs zijn verstandige Javanist voor verwijdering VOC.
Houdingen ten opzichte van Yogyakarta

Op initiatief van de VOC, dan Pakubuwana IV, Hamengkubuwana I en Mangkunegara ik samen een

overeenkomst getekend waarin wordt bevestigd dat de soevereiniteit van Surakarta,

Yogyakarta, en Mangkunegaran gelijk zijn en hun verboden was om elkaar te veroveren.

Toch Pakubuwana IV nog redden de ambitie om Mataram Yogyakarta te herstellen in een

lap-Surakarta. Sinds het jaar 1800 was er geen VOC omdat de overheid ontbonden Nederland. In

plaats daarvan stelde de regering van de Nederlandse Oost-Indië, die ook leidde een

gouverneur-generaal.

Herman Daendels gouverneur-generaal van Nederlands-Indië vanaf 1808 de regels toepassen die

steeds vernederende soevereiniteit paleis. In dit geval Pakubuwana IV als om het beleid te

ontvangen, omdat hij hoopte dat de Nederlandse hem zou helpen te grijpen Yogyakarta.

Pakubuwana IV ook knap te spelen-act in het bijzijn van Thomas Raffles, de Britse

vertegenwoordiger van de regering, die heeft de Nederlandse Oost-Indische overheid in 1811

verschoven. Ondertussen Hamengkubuwana II (vervanging Hamengkubuwana Ik lijken minder

vriendelijk tegen vreemde volkeren.

Pakubuwana IV maakte van de gelegenheid. Ruilde hij brieven met Hamengkubuwana II bevat het

aanzetten tot Yogyakarta onmiddellijk in opstand tegen de Britse overheersing. De hoop zal

Yogyakarta worden vernietigd in de handen van Engeland.

De Britten waren de eersten die actie te ondernemen. In juni 1812 bezette het paleis van

Yogyakarta beheerd met de hulp van Mangkunegara II. Hamengkubuwana II zelf werd gearresteerd

en verbannen naar Penang.
Gemeenschap met de Brits-Indische soldaat People

Correspondentie tussen Pakubuwana IV en Hamengkubuwana II blootgelegd. De Britten deden niet

verliezen Pakubuwana IV van de troon, maar in beslag genomen sommige grondgebied Surakarta.

Pakubuwana IV heeft niet al te omzichtig. In 1814 dat hij een verbond met de Brits-Indische

soldaat van India, die Britse soldaten brachten om te dienen in Java. Brits-Indische soldaat

leger werd uitgenodigd Pakubuwana IV om te rebelleren tegen Engeland, en veroverde

Yogyakarta vervolgens Hamengkubuwana III geleid.

Deze alliantie gestrand in 1815. Een totaal van 70 personen Brits-Indische soldaat muiterij

proef betrokken Britten. Ongeveer 17 mensen zijn geëxecuteerd, terwijl de rest keerde terug

naar India als gevangenen. Thomas Raffles ook gooien een prins die wordt beschouwd als de

aanstichter van Surakarta Pakubuwana IV.
De overheid Final

Pakubuwana IV is nog steeds de koning van Surakarta, zonder afgeleid Engeland. In plaats

daarvan kreeg ze een verandering van de koloniale overheid, uit Engeland terug naar

Nederland in 1816.

Pakubuwana IV is overleden op 2 oktober 1820. Hij verving zijn zoon die in het bezit

Pakubuwana V.

Naast bekend als een scherpzinnig politiek expert, Pakubuwana IV is ook bekend in de

literatuur, in het bijzonder van de geestelijke. Hij wordt verondersteld om teksten die

vezels Wulangreh sublieme leringen bevatten om de morele adel van Java te verbeteren

componeren.

Grote dichter Ranggawarsita toegelaten als hij in zijn jeugd had de wetenschap magie

bestudeerd om Pakubuwana IV. Ranggawarsita zelf een adoptief kleinzoon Prins Buminoto, broer

Pakubuwana IV.


SAMPEYANDALEM HINGKANG SINUHUN KANGDJENG Soesoehoenan PAKOEBOEWANA Senapati ING NGALAGA

Abdul Rachman Sayidin PANATA GAMA KALIFATULAH HINGKANG Kaping IV IN Nagara Kasunanan

Surakarta Sultanaat Palace


Hij wordt vaak genoemd Soenan Goed.

Zoon van Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III, zoon nummer 17, werd geboren uit

Consort vrouw genaamd GKRKencana (Rr.Beruk), genaamd kleine BRMGSubadyo.


Chronologie Genealogie Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV van de moeder Hij

noemde GKRKencana (Rr.Beruk), zijn:

1. Hingkang Sinuhun Kanjeng eerste sultan van Demak Akbar Shah Alam, berputra:

2. Prins Pamekas begraven in de herfst, berputra:

3. Panembahan Tejowulan in Jogorogo, berputra:

4. Kyai Ageng Ampuan, Prins Tejokusumo, berputra:

5. Kyai Ageng Karanglo, berputra:

6. Kyai Ageng Cucuk Telon, berputra:

7. Kyai Ageng Rogas, berputra:

8. Kyai Ageng Cucuk Singawangsa, berputra:

9. Demat Bauwasesa in Bero, berputra:

10. Kyai Ageng Sutojoyo in Manjut, berputra:

11. Ki Sutojoyo, berputra:

12. Ki Jogosworo, R.T. Wirorejo, berputra:

13. G.K.R. Kencana, Echtgenote Consort Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana III,

berputra:

14. Sampeyandalem Hingkang Sinuhun Pakoeboewana IV, genaamd kleine BRMGSubadyo.


In het Lied van Kinanthi


Pantes tinulat tiniru

Laladane mrih Utami

Kembange Mulya Utama

Kamulyaning ziel zelf

Ora ta yen ngeplegana

Lir voorouders Nguni-uni


Ananging ta kudu-kudu

Persoonlijke Sakadarira

Haywa live tetuladan

Zeegras tan benen mangkono

ING tonijn Yekti tumitah

Poma kaistokna voet
Notities

Naast Pakubuwana V, zijn er nog twee zonen Pakubuwana IV, die koning werd van Surakarta,

namelijk Pakubuwana Pakubuwana VII en VIII.
Literatuur

· Elke Andjar. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, What Happened? Semarang: Aneka Wetenschap

· M.C. Ricklefs. 1991. Geschiedenis van het moderne Indonesië (terj.). Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

· Purwadi. 2007. Geschiedenis van de koningen van Java. Yogyakarta: Mediastudies



Deze site is opgesteld door de auteur sinds 2004, maar net publiceerde dit in 2011.
Daarnaast kunnen lezers zien en te lezen op

RM.Koesen en ook op

Suara Para Pangeran;

DE SOESOEHOENAN PAKOE BOEWONO IX ;

PAGUYUBAN PAKOE BOEWONO ;

TRAH DAN SANTANADALEM PAKOE BOEWONO SOERAKARTA
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono I en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono II en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono III en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono IV en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono V en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VI en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VII en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono VIII en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono IX en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono X en Familie
;

De Soesoehoenan Pakoe Boewono XI en Familie
; alsmede op

KELUARGA PAKOE BOEWONO.



Voor de gegevens terug Sinuwun Pakoeboewono afstammelingen kunnen contact opnemen met e-mail

adres: rm.soegiyo @ yahoo.com.

of op het secretariaat adres Sentonodalem Sinuwun Pakoeboewono
 (Als u adverteert op onze blog of website kunt u voor andere maten contact op met de e-mail ons (rm.soegiyo@yahoo.com) of onze telefoonnummer),het even welke grootte de advertentie grootte en plaatsing van reclame voor de positie die we leveren.

0 komentar: